Model Pengairan Sistem Hidroponik

Sudah usang sekali saya tidak mencoret-coret dinding blog ini, kali ini saya sedikit menjelaskan model sistem pengairan hidroponik yang biasanya di gunakan pada sistem hidroponi. Seperti telah kita ketahui hidroponik memakai air sebagai media tanam sehingga ketersediaan air harus tetap terjaga. Oleh alasannya yaitu itu, hidroponik memerlukan sistem pengairan yang memungkinkan pengairan secara otomatis.

Model sistem pengairan hidroponik, yaitu sebagai sebagai berikut.


Pada hidroponik sistem DFT akar tumbuhan pada model ini ditempatkan terendam dalam kolam air setinggi 30 - 40 cm. Tidak semua tumbuhan sanggup memakai model ini alasannya yaitu akar tumbuhan terendam seluruhnya.

Pada hidroponik Sistem NFT tumbuhan diletakkan di dalam pot-pot kecil yang berlubang-lubang dan diisi media sekam bakar. Kemudian pot-pot tersebut di taruh di sebuah kolam yang berisi air.

Penyiraman dengan sistem ini dilakukan secara bersiklus dengan timer yang dihubungkan dengan pompa. Pompa ini akan mengalirkan air bernutrisi dari kolam penampungan ke pot-pot tanaman. Model penyiraman pasang surut memungkinkan tumbuhan tergenang air pada waktu tertentu dan ada kalanya kering.

4. Perbedaan Tekanan

Model sistem pengairan menyerupai ini memakai tabung dengan prinsip yang sama dengan kawasan minum di dalam sangkar ayam. Gunanya tabung ini yaitu untuk mengatur air tetap pada ketinggian yang sama. Jenis sayuran yang cocok yaitu kangkung alasannya yaitu tahan terhadap rendaman air.


Sistem hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini yaitu sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan nutrisi diserap oleh media tanam dari tandon memakai sumbu (memanfaatkan daya kapilaritas sumbu). Sistem ini sanggup memakai majemuk media tanam, diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut. pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan  Cara Bertanam Sistem Wick


Sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tumbuhan biasanya dibentuk dari styrofoam dan mengapung pribadi di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan udara melalui watu angin yang menciptakan banyak gelembung udara dalam larutan nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman.

 Merupakan sistem yang paling luas digunakan di dunia. Sistem ini yaitu pengembangan dari Drip Irrigation (Irigasi tetes) dimana tumbuhan disiram dengan cara meneteskan air. Modifikasi yang dimaksud adalah, pada Sistem Fertigasi, tumbuhan tidak hanya diberi pengairan berupa tetesan air saja, tetapi air yang diteteskan juga dicampur dengan nutrisi.

Dengan demikian dalam setiap tetes air sudah terdapat nutrisi lengkap. Pengoperasiannya mudah, pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur waktu menyalakan pompa dan larutan nutrisi menetes pada sentra tiap tumbuhan dari selang penetes kecil.

Pada sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung kembali ke dalam tandon untuk digunakan kembali. Untuk sistem Drip Irrigation larutan nutrisi yang hiperbola tidak diserap kembali.

* Selanjutnya, istilah “Drip Irrigation” digunakan bila air yg diteteskan TIDAK mengandung nutrisi, dan istilah “Fertigasi” bila air yang diteteskan sudah dicampur nutrisi.


Sistem hidroponik yang memakai teknologi tinggi. Seperti pada sistem NFT diatas, media tanamnya udara. Akar-akar menggantung di udara dikabutkan oleh larutan nutrisi. 
Pengabutan ini biasanya dilakukan setiap beberapa menit sekali. Karena akar-akar terekpos di udara menyerupai pada sistem NFT, akar-akar sanggup cepat mengering kalau pengaturan pengabutan terganggu


Semoga artikel berikut ini sanggup menambah pengetahuan ihwal Hidroponik, untuk artikel selanjutnya saya akan mencoba menjelaskan secara rinci mengenai model pengairan sistem hidroponik

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top