Metode ini dikembangkan oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) Italy. Floating hidroponic system (FHS) merupakan budidaya sayuran pada lubang styrofoam (gabus) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu kolam penampung.

Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan, tetapi dibiarkan pada kolam penampung dan sanggup dipakai lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan sebab akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi di dasar kolam dalam jangka waktu yang cukup lamasehingga sanggup mengganggu pertumbuhan sayuran. Sistem ini sanggup dipakai untuk tempat yang sumber energi listriknya terbatas sebab energi yang diharapkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik.

Kelebihan
  • Tanaman menerima suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
  • Lebih menghemat air dan nutrisi.
  • Mempermudah perawatan.
  • Membutuhkan biaya yang cukup murah.

Kekurangan
  • Oksigen akan susah didapatkan tumbuhan tanpa proteksi alat aerator.
  • Akar tumbuhan akan lebih rentan terjadi pembusukan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top