Menanam hidroponik tanpa greenhouse sanggup memangkas biaya pembuatan greenhouse. Pasalnya, bertanam tumbuhan hidroponik dengan greenhouse memang terbilang mahal. Tak hanya itu saja, kontruksi greenhouse juga terbilang sulit. Maka tak heran kalau banyak pecinta hidroponik yang beralih pada budidaya tumbuhan hidroponik tanpa greenhouse. Pembuatan greenhouse yang atasnya terbuka dan beratapkan langit banyak dilakukan guna menghemat biaya investasi.


tanpa atap greenhouse membutuhkan lahan yang dibentuk instalasi produksi dengan atap terbuka. Dengan begitu, pembiayaan hanya tersangkut pada instalasi produksi saja, tanpa ada pengeluaran lain untuk menciptakan bangunan greenhouse. Anda tentu saja akan menghemat anggaran yang perlu dikeluarkan. Untuk budidayanya, tumbuhan hidroponik tanpa greenhouse gampang ditanam. Biar lebih jelasnya, anda simak saja teknik budidaya tumbuhan hidroponik tanpa atap greenhouse berikut ini.

Teknik Budidaya Tanaman Tanpa Greenhouse


Berikut ini yakni teknik budidaya tumbuhan hidroponik tanpa greenhouse selengkapnya untuk anda.

1. Sumbu (Wick)


Dalam sistem sumbu atau wick, media tanam hidroponik yang dipakai diantaranya yaitu kerikil, rockwool, sabut kelapa, arang sekam, dan media penopang lainnya. Dengan cara ini, biaya untuk mengumpulkan materi yang diperlukan tergolong sangat murah. Tidak perlu keluarkan dana khusus untuk membayar biaya listrik. Bentuk terbilang sederhana dan pembuatannya juga mudah. Hal ini memungkinkan hidroponik wick sanggup dilakukan oleh siapa saja. Memakai media penyalur berupa sumbu, maka frekuensi penambahan nutrisinya juga sanggup lebih jarang.

2. NFT (Nutrient Film Technique)


Sistem NFT ini sangat cocok untuk tumbuhan yang butuh banyak air. Teknik ini akan menciptakan pedoman air sanggup terpenuhi dengan mudah, stabil, serta baik. Masa tanam tumbuhan hidroponik juga menjadi lebih singkat. Selain itu, anda sanggup memperoleh untung yang lebih besar lantaran dalam satu waktu sanggup panen hasil berkali-kali. Sistem NFT memperoleh pedoman yang stabil dalam satu jalur nutrisi. Perawatan, pengontrolan, dan juga pemantauan pedoman maupun kondisi nutrisi juga lebih gampang dikarenakan nutrisi diletakkan dalam satu tempat. Dengan begitu, anda tidak perlu mengecek berulang kali lantaran dengan sekali melihat, maka anda sanggup mengetahui kondisi nutrisi secara keseluruhan.

3. Fertigasi


Waktu pinjaman nutrisi sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman. Menggunakan media selain tanah, maka akar tumbuhan lebih gampang tumbuh serta berkembang. Menjamin kebersihan serta bebas dari penyakit. Jika serius dalam menjalankannya, maka fertigasi skala besar sanggup menjadi ladang penghasilan yang besar. Hasil tumbuhan yang didapat akan lebih banyak dan punya kualitas yang lebih baik.

4. Aeroponik


Sistem hidroponik aeroponik ini tidak memerlukan lahan yang luas. Dengan memakai lahan yang sempit pun sanggup dilakukan penanaman. Teknik hidroponik aeroponik ini, nutrisi serta air yang berupa kabut disemprotkan memakai alat sprinkler yang memungkinkan nutrisi bercampur dengan oksigen dalam kapasitas yang lebih banyak. Hal ini berpeluang mendapat hasil tumbuhan yang lebih baik. Akar-akar tumbuhan tidak terendam di penampung larutan, maka kemungkinan penyakit tersebar pun jauh berkurang. Hasil pertanian yang didapat pun lebih segar dan enak.

5. Pasang Surut (EBB & Flow)


Persediaan oksigen yang diperlukan oleh tumbuhan mempunyai kapasitas yang lebih banyak dan juga lebih baik. Kegiatan perawatan dan juga pemantauan juga lebih gampang lantaran tidak butuh penyiraman tumbuhan secara manual. Pada sistem pasang surut ini diperlukan pompa air yang sudah diatur memakai timer untuk dibenamkan pada wadah air bernutrisi. Jika pompa menyala, maka proses pembanjiran terjadi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top